HIM

Source: pinterest


Sastra dan dia adalah satu jiwa. Raganya adalah rumah untuk setiap bait yang tertulis di alam semesta. Pikirnya adalah bilik dari kepingan-kepingan kata beraliran surga. Matanya adalah alat perekam cuplikan kisah waktu dalam alur yang sempurna. Tangannya adalah penahan berat dunia dan akan ia genggam erat dalam satu pena bertinta hitam. Suaranya adalah alunan merdu yang siap merasuki indra para manusia pecinta kata.

Dialah semesta rahasia dalam ego maupun luka.

Semua ia curi dan ia bawa pergi jauh di sana, terpisah antara tanah-tanah surga dalam satu garis katulistiwa.

Kini tangannya tak lagi menggenggam pena, tapi satu tongkat sekuat baja. Suaranya tak lagi nyanyikan kata beraliran surga, tapi kata kaku bernada paksa.


June 2021


Komentar

Postingan Populer